SELAMAT DATANG

.

Pages

Jumat, 14 September 2012

FA minta maaf atas tragedi Hillsborough

Pendukung Liverpool
Pendukung Liverpool menuntut keadilan atas tragedi yang menewaskan 96 orang.

Persatuan sepak bola Inggris (FA) meminta maaf atas tragedi di Stadion Hillsborough pada 1989 yang menewaskan 96 pendukung Liverpool, insiden terburuk dalam sejarah olahraga Inggris.
Ketua FA David Bernstein meminta maaf kepada keluarga korban dan pemerintah kota Liverpool.
Dokumen rahasia yang dibuka untuk publik pada hari Rabu menunjukkan Hillsborough, stadion milik klub Sheffield Wednesday, tidak memiliki sertifikat keselamatan yang valid ketika menggelar pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest.
Dokumen ini menyebutkan bahwa ancaman keselamatan bagi penonton sebenarnya bisa diperkirakan sebelumnya dan bahwa kandang Sheffield Wednesday ini dipilih karena lebih menghemat biaya.

Tanggung jawab polisi

"Pertandingan tersebut digelar oleh FA dan atas nama seluruh pengurus FA saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada keluarga korban dan semua orang yang memiliki hubungan dengan kota Liverpool dan klub Liverpool," kata Bernstein.
"Kami meminta maaf sebesar-besarnya atas keputusan FA dalam memilih lokasi pertandingan."
David Bernstein
Dalam insiden ini hampir 800 orang juga mengalami luka-luka ketika polisi mengizinkan sekitar 2.000 pendukung Liverpool memasuki stadion yang telah penuh.
Dokumen yang memerinci hasil penyelidikan atas tragedi ini menyebutkan bahwa polisi berupaya mengelak dari tanggung jawab dan justru menuduh pendukung Liverpool sebagai penyebab tewasnya 96 orang.
Para pejabat polisi juga diminta untuk mengeluarkan pernyataan bahwa banyak pendukung Liverpool yang mabuk dan memiliki catatan kriminal atau tindak kekerasan.
Tim penyelidik yang ditunjuk pemerintah menulis bahwa banyak korban luka yang tidak bisa mendapatkan perawatan padahal perawatan kesehatan ini mungkin bisa menyelamatkan nyawa mereka.
Permintaan maaf FA dilakukan sehari setelah permintaan maaf serupa disampaikan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar