Kejadian pertama adalah saat Jonjo Shelvey terlibat adu mulut dengan
pelatih MU, Sir Alex Ferguson, ketika dirinya mendapat kartu merah
karena melakukan tekel keras kepada Jonny Evans. Saat hendak menuju
ruang ganti, Shelvey tampak memaki pelatih asal Skotlandia itu.
Usai
laga yang berakhir 2-1 untuk kemenangan MU tersebut, wasit Mark Halsey
menjadi sasaran tembak fans setia Liverpool. Ia menjadi korban caci maki
di Twitter. Beberapa komentar yang ditulis fans Liverpool sangat tidak
layak. Komentar mereka kebanyakan menyinggung soal penyakit kanker.
Halsey memang didiagnosa menderita kanker dan berjuang untuk sembuh.
Ada dua komentar yang dinilai paling buruk. Komentar pertama datang dari akun @johnwareing1. "Saya harap Mark Halsey mengidap kanker lagi dan meninggal," kicaunya, seperti dilansir Daily Mail.
Satu komentar lagi datang dari akun @lfcjohn259.
"Lebih baik Mark Halsey meninggal karena kanker". Namun, tak lama
kemudian, komentar tersebut dihapus dan permohonan maaf pun dilontarkan.
Kejadian
lain yang terjadi di laga ini adalah ketika beberapa fans MU yang ada
di Anfield berteriak, "Mana lagu Munich yang terkenal itu?" saat
pertandingan baru berlangsung 13 menit saja. Fans Liverpool memang
sering menyindir tragedi Munich saat pesawat yang mengangkut pemain
'Setan Merah' jatuh di 1958.
Fans Liverpool membalas usai laga.
Dua fans Liverpool diduga melakukan gerakan seperti pesawat terbang
menuju sudut stadion Anfield tempat fans MU berkumpul. Tak terima dengan
aksi tersebut, fans MU membalas dengan nyanyian, "Selalu menjadi
korban, tak pernah disalahkan" dan "Pembunuh". Kata "Pembunuh" dikaitkan
dengan tragedi Heysel 1985 silam.
"Apa yang terjadi usai laga
tak bisa saya komentari karena tidak mendengar atau melihatnya. Kedua
tim memiliki rivalitas tinggi dan Anda tak ingin rivalitas itu berakhir
karena itulah yang membuat pertandingan Liverpool dan MU menjadi yang
terbesar di sepak bola Inggris," kata Brendan Rodgers, pelatih
Liverpool.
"Tapi, nyanyian bernada sindiran yang dilakukan fans
Liverpool atau MU, sebagai manusia yang memiliki hati pasti tidak senang
mendengarnya," paparnya.Laga tadi malam memang cukup emosional
bagi fans Liverpool. Pertandingan melawan musuh bebuyutannya terjadi
sepekan setelah fakta tragedi Hillsborough terungkap oleh sebuah lembaga
independen bernama Hillsborough Independent Panel.
Hillsborough
adalah sebuah stadion yang digunakan untuk laga semifinal Piala FA
antara Liverpool melawan Nottingham Forest, 23 tahun lalu. Kala itu,
membludaknya antusiasme ratusan ribu penonton tak diimbangi dengan
penanganan profesional dari polisi dan petugas medis, menyebabkan 96
orang tewas karena berdesakan.
Selama 23 tahun petugas keamanan
bertahan pada laporan mereka, yang menyebutkan ulah suporter sebagai
biang keladi kekacauan ini. Namun awal bulan ini, tim independen yang
terus melakukan investigasi menemukan fakta bahwa polisi dan petugas
medis tidak menjalankan prosedur yang diperlukan, di antaranya tidak
mengirimkan petugas medis dan ambulans dalam jumlah memadai, serta
kehilangan kendali atas massa yang membludak, sehingga kekacauan menjadi
kian parah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar